KecamatanKembangan, pada tahun 2020 penderita anemia remaja usia 10-19 tahun terdapat 220 (7,85%) kasus. Dengan jumlah remaja putri yang tidak mengkonsumsi tablet tambah darah sebesar 98,6%. Upaya yang telah dilakukan puskemas pada remaja yang terkena anemia diantaranya melakukaan koordinasi dengan poli gizi, pemberian
ContohKasus Anemia. Seorang wanita remaja berusia 19 tahun, berat badan 40 kg, tinggi badan 154. wanita ini mengalami menstruasi yang tidak teratur, susah berkonsentrasi, sering pusing, cepat lelah, dan susah tidur. Kadar hemoglobinnya 11 mg/dl.
besarankasus sebesar 36,93%, kasus tersebut termasuk ke dalam masalah kesehatan masyarakat kelompok sedang berdasarkan klasifikasi Micronutrient kejadian anemia pada remaja putri di SMK Negeri 3 Padang tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran kejadian anemia pada remaja putri di SMK Negeri 3 Padang tahun 2017.
mengakibatkananemia pada ibu hamil dengan prevalensi sebesar 37,1% (Riskesdas, 2013). Prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri tahun 2012 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) umur 12-19 tahun yaitu 36,00%. Gambaran grafis memperlihatkan bahwa di Kabupaten Sleman (18,4%), Gunungkidul (18,4%),
Sebagaicontoh, anemia sel sabit juga thalasemia. 4. Produksi sel darah merah terlalu lambat. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab anemia pada remaja yang satu ini, seperti: Anemia aplastik, saat tubuh berhenti membuat sel darah merah karena infeksi atau penyakit. Selamamasa remaja, yaitu usia 10-19 tahun, dikatakan WHO bahwa anemia merupakan masalah gizi terbesar. Anemia pada remaja dan dewasa muda dapat berdampak negatif pada kinerja dan pertumbuhan kognitif mereka. Selanjutnya, melalui dampaknya pada kinerja kognitif, anemia dapat mempengaruhi produktivitas ekonomi saat ini dan masa depan. .